Kepala Polres Pandeglang AKBP Alex Fauzy Rasyad menjelaskan, serangan warga Cikeusik terhadap Jamaah Ahmadiyah dipicu oleh sikap para anggota jemaah Ahmadiyah yang mengeluarkan pernyataan bernada menantang kepada warga setempat.

"Sebenarnya situasinya sudah kondusif dan masyarakat juga tenang-tenang saja, tapi karena ada pernyataan bernada menantang dari Jamaah Ahmadiyah akhirnya warga terpancing," kata Alex Fauzi, Minggu.

Alex yang sedang berada di lokasi untuk meredakan ketegangan sosial itu menjelaskan, awalnya warga setempat ingin mengusir Jamaah Ahmadiyah dibawah kepemimpinan Parman.

Sebelumnya, warga telah meminta Parman membubarkan jemaah dan tidak menyebarkan ajaran Mirza Ghulam Ahmad tersebut.

"Ketika diminta membubarkan Ahmadiyah, Parman malah mengatakan, `lebih baik mati daripada membubarkan diri`," kata Alex.

Beberapa hari lalu, ketika suasana memanas, Parman dan istrinya serta Atep yang menjadi Sekretaris Jamaah Ahmadiyah Cikeusik meminta perlindungan kepada polisi.

"Setelah Parman diamankan situasi kembali tenang, tapi tadi pagi datang Jamaah Ahmadiyah dari Jakarta sekitar 20 orang, dan mengeluarkan pernyataan siap mempertahankan Ahmadiyah sampai titik darah penghabisan," katanya.

Mendengar pernyataan itu, masyarakat yang sudah tenang kembali terbakar emosinya dan akhirnya mengusir paksa Jamaah Ahmadiyah itu sehingga terjadi insiden berdarah itu.

Kapolres menjelaskan, akibat insiden tersebut satu unit kendaraan roda empat dibakar massa, satu unit mobil APV dimasukan ke jurang dan satu unit rumah dirusak.

Alex mengungkapkan, empat orang luka berat dan satu diantaranya tidak sadarkan diri (koma). Semua korban dilarikan ke rumah sakit.

Mengenai korban jiwa dan insiden itu, Kapolres belum mendapat mengonfirmasikannya.

"Kalau korban meninggal dunia kita belum tahu, tapi kalau yang mengalami luka berat memang ada empat orang, dan satu diantaranya kondisinya memang koma," kata Alex.

Ahmadiyah Menyerang Dulu

Aksi serang yang berbuntut pada bentrokan tersebut sampai hari Senin dikabarkan telah menewaskan enam orang dari Jamaah Ahmadiyah, demikian sumber dari Republika mengabarkan.

Kronologis awal bentrokan bermula pada Sabtu malam (5/02/11), puluhan anggota Jamaah Ahmadiyah dari Kota Bogor tiba di Cikeusik dengan menumpang dua kendaraan roda empat, dan menginap di rumah Parman.

Pada Ahad pagi, sekitar seribuan warga dari berbagai daerah, diantaranya berasal dari Kecamatan Cibaliung, Cikeusik Kabupaten Pandeglang dan Kecamatan Malingping Kabupaten Lebak mendatangi rumah Parman (pimpinan Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik).

Saat massa tiba, puluhan Jamaah Ahmadiyah yang berada di rumah Parman sudah siap dan mereka membawa berbagai jenis senjata tajam, seperti samurai, parang dan tombak.

Sesaat kemudian, salah seorang anggota Jamaah Amhadiyah membacok lengan kanan warga setempat yang bernama Sarta hingga nyaris putus.

"Pembacokan inilah yang memicu bentrokan. Warga marah karena melihat lengan kanan Sarta nyaris putus," kata Lukman, tokoh masyarakat Cikeusik.

Pernyataan Lukman selaras dengan pernyataan Kapolres Pandeglang, AKBP Alex Fauzy Rasyaad yang menyebut bahwa Jamaah Ahmadiyah-lah yang pertama kali melakukan serangan dengan menggunakan senjata-senjata tajam. (antara/republika/metro)