VIVAnews - Pendiri situs pembocor rahasia WikiLeaks, Julian Assange, ternyata tak mempercayai jejaring sosial. Dia bahkan mengatakan bahwa Facebook dan Twitter bukan alat yang bisa berguna untuk melangsungkan 'revolusi politik'.

Seperti dilansir situs Silicon Alley Insider, dalam sebuah wawancaranya dengan situs RT, Assange tegas-tegas mengatakan Facebook adalah "mesin mata-mata menakutkan yang pernah ditemukan".

"Facebook adalah database tentang orang yang paling komprehensif, lengkap dengan rekan-rekan mereka, nama-nama mereka, lokasi-lokasi mereka, serta komunikasi terhadap masing-masing mereka," ujar Assange.

Semuanya, Assange menambahkan, bisa diakses oleh agen intelijen AS. Sebab, kata Assange lagi, Facebook, Google, Yahoo, semua organisasi papan atas itu, membuat situs mereka dengan antarmuka yang bisa digunakan oleh intelijen AS.

"Sekarang, apakah berarti Facebook memang dijalankan oleh intelijen AS? Tidak, tidak seperti itu, Tapi sederhananya, intelijen AS mampu melakukan tekanan politik maupun hukum kepada mereka," kata Assange.

Jadi, setiap kali kita menambahkan seseorang ke dalam dahttp://www.blogger.com/img/blank.gifftar teman, kata Assange, kita mempermudah pekerjaan intelijen AS dalam membangun database yang lengkap, dengan gratis.

"Sangat mahal untuk mereka (intelijen AS) untuk merekam data setiap orang satu per satu, jadi mereka membuat agar proses ini dilakukan secara otomatis."

sumber : vivanews