Jika
kita melihat apa yang ditampilkan di televisi, sungguh miris. Mulai
dari pagi hari sudah disuguhi dengan gosip, musik, lalu berlanjut
berita kriminal hiburan sampai dengan malam hari. Hiburan, hiburan
dan hiburan. Dan semua tayangan seperti itu akan disenangi mayoritas
dari penonton. Kenapa demikian? Karena memang pada dasarnya manusia
suka dengan hal-hal yang menuruti hawa napsunya sendiri-sendiri.
Kita
kadang heran. Seorang pejabat yang sudah uzur dan 'sudah' punya
segalanya masih tergoda untuk korupsi, atau seorang yang main game
semalem suntuk, atau orang yang menghabiskan malamnya dengan menonton
hiburan yang kurang bermanfaat. Begitulah masyarakat sekarang ini,
yang sudah memperlakukan hartanya secara berlebihan. Hampir-hampir
semuanya diukur dengan materi.
Manusia
boleh tidur, makan, minum, tertawa dan bersuka cita, tapi hal
tersebut hanya boleh dilakukan sekedarnya saja. Tidak boleh
berlebih-lebihan. Karena segala yang berlebihan pasti akan berakibat
buruk.
Dari
Abu Hurairah r.a., dia berkata,”Rasulullah SAW bersabda, janganlah
kalian banyak tertawa karena tertawa mematikan hati.” (HR At
Tirmidzi dan Ibnu Majah). Dari Aisyah, istri Rasul SAW, dia
berkata,”Saya tidak pernah melihat Rasulullah SAW tertawa
terbahak-bahak hingga kelihatan tenggorokan beliau. Beliau biasanya
hanya tersenyum.” (HR Al Bukhari Muslim).
Hati
yang mati adalah hati yang tidak peka terhadap peringatan-peringatan
yang Allah berikan. Yang menolak kebenaran demi menuruti hawa
napsunya. Jika diingatkan dengan firman Allah, ia lebih memilih hawa
napsunya. Hati yang tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana
buruk. Maka, untuk menjaga hati, sudah seharusnya kita selalu
berdzikir dalam setiap keadaan kita. wallahu`alam.
Sumber
:
1. suara muhammadiyah
Post a Comment
Post a Comment
Jangan lupa komentar