REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh : Ustaz
Ahmad Dzaki, MA
“Sekiranya
penduduk negeri ini beriman dan bertakwa, pastilah Kami limpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat) kami, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
(Al-A’raf: 96).
Ayat tersebut memberikan peringatan
kepada kita, sekiranya seluruh rakyat negeri ini beriman dan
bertaqwa, maka janji Allah di atas pasti akan menjadi
kenyataan.
Sayangnya kenyataan di atas belum bisa
direalisasikan mengingat masih banyak penduduk negeri ini yang
melakukan perbuatan dosa dan maksiat.
Kisah-kisah umat yang
terdahulu yang dipaparkan Allah SWT dalam Al-Qur’an, seperti kaum
Nabi Nuh As, yang ditenggelamkan melalui hujan yang tiada henti
sampai menimbulkan banjir dan menewaskan semua makhluk yang ada,
karena mereka mendustakan ajaran Rasulnya.
Lihat pula kaum
Tsamud, karena kesombongannya, dengan membusungkan dada mereka
menentang datangnya azab, lalu Allah berikan gempa yang dahsyat yang
menewaskan mereka.
Lain halnya dengan kaum Madyan, yang suka
mengurangi timbangan dan takaran, lalu Allah SWT berikan musibah
kepada mereka hingga akhirnya mereka tewas.
Begitu pula dengan
kaum ‘Ad, yang dibinasakan oleh Allah SWT dengan meniupkan angin
yang sangat panas sekali dikarenakan mereka tidak beriman.
Kaum-kaum
terdahulu dihancurkan dan dibinasakan oleh Allah dikarenakan mereka
kufur dan banyak melakukan maksiat.
Bagaimana dengan kita saat
ini? Apa yang kita alami saat ini? Bukalah mata lebar-lebar, pasang
telinga baik-baik. Maksiat terjadi di mana-mana. Pergaulan lawan
jenis yang keluar dari norma agama semakin menggila.
Ditambah
lagi media masa visual dan non-visual ikut melengkapi ajakan syaitan
dengan dalih seni dan hak-hak azazi manusia.
Kecurangan
dalam perniagaan, yang terjadi pada kaum Madyan pun, terjadi
sekarang. Kecurangan bukan hanya dalam timbangan secara zhahir,
tetapi penindasan dan tipu muslihat.
Wajarlah, jika Allah SWT
memberikan berbagai macam bencana kepada kita seperti gempa bumi yang
menelan korban dan memaksa manusia mengungsi ke tempat-tempat yang
lebih aman.
Belum lagi, bencana banjir yang berulang kali
terjadi di beberapa tempat, termasuk di ibu kota Jakarta. Padahal,
baru kemarin kita merasakan beratnya kemarau panjang.
Gunung
Sinabung belum selesai meletus, yang menyisakan penderitaan yang
panjang bagi masyarakat di beberapa tempat, Gunung Kelud meletus dan
memuntahkan debu vulkanik hingga mencapai Tasikmalaya dan Ciamis Jawa
Barat yang jaraknya lumayan jauh.
Kepanikan pun terjadi di
mana-mana. Dan, ketika hujan deras turun di sekitar Gunung Kelud,
menambah penderitaan masyarakat. Karena lahar dingin itu mengangkut
bebatuan dan segala yang ada turun dari puncak Gunung Kelud.
Tak
hanya gempa bumi, gunung meletus, banjir dan longsor. Bencana busung
lapar anak manusia negeri ini sering kita dengar, baik melalui
televisi dan media lainnya. Aneh, di negeri yang subur ini, bencana
busung lapar bisa terjadi.
Korupsi merajalela, mulai tingkat
yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Jatuhnya nilai rupiah
yang mengakibatkan krisis moneter yang berdampak kemiskinan,
pengangguran dan kelaparan, masih kita rasakan sampai saat
ini.
Berbagai penyakit aneh dan kotor mulai merebak dan
menggerogoti penduduk negeri ini. Bahkan, tak sedikit penyakit yang
belum ada obat penawarnya sampai saat ini.
Yang paling
mengkhawatirkan, hancurnya moral generasi muda penerus bangsa,
disebabkan terhanyut dan tenggelam bersama obat-obat setan yang
terlarang.
Apakah azab telah mengintai negeri ini? Jawabannya
ada dalam diri kita masing-masing. Akankah semua kita mengalami
nasib seperti kaum Nabi Nuh? Atau seperti kaum Tsamud? kaum Madyan
dan kaum ‘Ad?
Mari kita renungkan bersama. Mari kita kembali
ke jalan yang benar, mengamalkan ajaran agama Allah, mencintai sunnah
Rasulullah SAW dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar serta tidak
membiarkan kemaksiatan di sekeliling kita. Semoga Allah SWT
memberikan ampunan kepada kita semua. Amin.
sumber : republika
Post a Comment
Post a Comment
Jangan lupa komentar