Mungkin ada yang uda pernah liat gambar di atas.  Yap, disitu ada gambar pasangan yang sedang melihat pemandangan di pantai.  Tapi, tahu gak, sebenere disitu ada gambar lain, haio apa? ternyata ada gambar bayi yang tersembunyi, coba cari deh.  Udah ketemu kan?


Nah seperti itulah kita melihat masalah, tiap orang melihat masalah dari sisi mereka masing-masing dan mengabaikan yang lain atau dalam bahasa debat itu ya debat kusir.  Debat yang cuma pengen menang dan mengabaikan pendapat orang lain.

Hhmm... orang yang melihat gambar di atas sebagai pemandangan itu benar dan orang yang melihat itu sebagai gambar bayi juga benar.  Jadi, dua-duanya benar.  Seandainya kita mau menerima pendapat orang lain dan tidak bersikukuh dengan pendapat kita serta melihat dari sisi yang berbeda pasti gak ada akan yang namanya permusuhan.

Dalam kehidupan beragamapun bisa terjadi hal itu.  Contohnya, dulu pas jaman Rasulullah SAW ada 2 orang sahabat yang tengah menempuh perjalanan.  Sesampainya di tengah gurun pasir, ternyata sudah masuk waktu sholat ashar, kalau perjalanan itu diteruskan dan sholat di kota terdekat pasti tidak akan bisa.  Tapi mereka di tengah gurun pasir dan tidak ada air untuk berwudhu.  Setelah sekian lama mencari, tidak juga menemukan air, akhirnya mereka tayamum.  Setelah selesai sholat dan berjalan beberapa langkah untuk melanjutkan perjalanan tiba-tiba ada air.  Kira-kira apa yang akan mereka lakukan?  Sahabat yang pertama akhirnya sholat, karena berkeyakinan harus sholat lagi karena sudah menemukan air, dekat lagi.  Tapi sahabat yang kedua tidak, karena menurut pendapatnya bahwa tadi sudah mencari air tetapi tidak menemukan, lantas sholat dengan tayamun, perkara tau ada air setelah sholat itu tidak membuat harus mengulangi sholatnya.  Akhirnya setelah sahabat yang pertama sholat lagi, mereka melanjutkan perjalanan dan mereka sepakat untuk menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah SAW.

Setelah bertemu Rasulullah SAW dan menceritakannya, Rasulullah SAW berkata kepada sahabat yang pertama,"kau mendapatkan 2 pahala", sedang kepada sahabat satunya beliau berkata,"kau lebih dekat dengan sunnahku."  Jika sahabat saja bisa akur dengan perbedaan, harusnya kita pun bisa.

Jadi jika kita dalam suatu organisasi apapun harusnya kita bisa menerima pendapat dari orang lain tentunya dengan mengerti dulu pendapatnya.  Bagaimana caranya mengerti? ya dengan berusaha melihat dari sisi orang yang memberi pendapat.

Tapi tidak semua bisa dianggap sebagai benar, contohnya paham liberalisme, sebuah paham yang mengutamakan kebebasan dan tidak ada pembatasan oleh pemerintah dan agama.  Pemahaman ini aneh, karena tidak rasional atau tidak masuk akal.  Contohnya dalam kehidupan sehari-hari, ada seorang seniman yang melukis atau menfoto model baik laki-laki ataupun perempuan.  Jika sang seniman ditanya,"pornografikah?" "Tidak, inikan kebebasan berekpresi.."kata seniman.  Sungguh menyedihkan.  Kenapa memfoto kambing atau sapi yang sama-sama telanjang?  Hhmm... apa artinya?  Jadi itukan merendahkan harga diri sebagai seorang manusia.  Kita semua tau, manusia bisa lebih hebat daripada malaikat tapi bisa lebih rendah dari binatang.  Semoga kita selalu diarahkan ke jalan yang lurus.  amin.

Jadi, hati-hati dengan apa yang kita dengar, karena yang kita dengar itulah yang mempengaruhi cara pandang kita.

sumber :
http://id.wikipedia.org

gambar :
http://www.planetperplex.com