Ada sebuah cerita menarik saat sholat jamaah :)
Waktu itu, sedang dilaksanakan sholat dzuhur di sebuah mushola. Imam sudah memulai takbirnya. Jammah yang telat segera menyusul mengikuti takbir. Nah, ada salah satu makmum yang bertakbir dengan suara keras, disitulah terjadi masalah. Banyak dari jamaah yang mengira itu adalah takbirnya imam, jadi banyak dari jamaah yang memulai rukuk. Setelah beberapa lama rukuk, kok belum i'tidal! Kira-kira itulah yang ada pemikiran jamaah yang rukuk. Diliriknya sang imam, eh ternyata masih berdiri dan belum rukuk. Lantas jamaah yang kliru pun segera mengulang sholatnya. :D
Bagi yang mengalami hal tersebut tentunya jadi tidak bisa bener-bener fokus sholatnya, tapi ya mau gimana lagi...Dan ternyata, dari cerita tersebut banyak hikmah yang dapat kita ambil tentang pemimpin dan imam.
Ternyata butuh kepekaan dari tiap makmun terhadap imam, dan bahkan sampai membedakan suara, supaya tidak terjadi seperti yang ada dicerita di atas. Sedangkan untuk menjadi seorang imam pun ada kriterianya.
Pemimpin harus peka terhadap jamaahnya, seperti dalam sholat jamaah. Imam ndak boleh memperpanjang bacaan, karena emang jamaah kita berbeda-beda, ada yang tua, muda, anak-anak, kuat, lemah dll.
Pemimpin harus mau diingatkan. Jika dalam sholat jamaah, imam bisa diingatkan dengan bacaan subhanallah dan imam harus benar-benar mau diingatkan makmum. Bener-bener tau diri, mau mengakui kalau salah.
Pemimpin itu harus bisa diikuti. Selama sholat jamaah, yang diikuti ya cuma imam, bukan yang lain. Tapi mungkin disekitar kita ada "pemimpin-pemimpin yang lain" selain pemimpin kita, yang melebihi kewenangannya.
Post a Comment
Post a Comment
Jangan lupa komentar