Hidayatullah.com-Sudah menjadi rahasia umum, kebaikan Muslim Indonesia menjadi buah bibir masyarakat di luar negeri. Biasanya Muslim Indonesia dikenal dengan tutur kata yang santun dan sikap yang ramah kepada sesama manusia.
Setidaknya hal itu juga dirasakan oleh Arif bin Sulla Yunus, seorang dai Indonesia yang kini bermukim di Madinah, Arab Saudi.
“Kepopuleran itu wajib membuat kita bangga dan bersyukur sebagai seorang Muslim yang berasal dari Indonesia,” ungkap Arif dalam kesempatan silaturahim bersama warga Pesantren Hidayatullah Balikpapan, belum lama ini.
Arif Sulla menceritakan pengalaman dakwahnya berkeliling ke sejumlah negara. Berbagai negara telah ia datangi untuk berdakwah, mulai dari ujung Afrika Selatan hingga pedesaan di Yaman.
Arif mengaku fenomena seperti itu ia dapati di beberapa negara, bukan hanya di satu wilayah saja.
“Semakin banyak berdakwah makin banyak pula pengalaman ruhani yang bisa kalian rasakan,” ucap Arif, lulusan Universitas al-Azhar, Mesir tahun 1994 ini.
Suatu ketika, masih menurut Arif, ia sedang menyemai dakwah di pelosok Afrika Selatan (Afsel). Tanpa disangka rombongan dakwah Arif yang baru pertama kali menginjak benua Afrika itu langsung mendapat pelayanan yang mewah dari masyarakat Afsel.
Mereka juga mendapat izin untuk mengisi kegiatan di masjid besar selama dakwah di sana. Usut punya usut, ternyata penduduk Afrika Selatan sangat menghormati Muslim Indonesia atas jasa Syeikh Yusuf al-Makassari.
Mereka menganggap keberadaan agama Islam di Afrika Selatan tak lepas dari jasa Syaikh Yusuf yang note-bene seorang dai Muslim Indonesia.
Lain lagi ketika Arif berkesempatan merangkai dakwah di negeri Yaman.
“Kalau di Yaman lain lagi, Muslim Indonesia dikenal sebagai dermawan dan suka membantu sesame,” tutur Arif yang berasal dari Sulawesi Barat (Sulbar) ini.
Diceritakan Arif, selama tinggal di Yaman, ia menjumpai sebuah bangunan bertingkat yang didanai oleh masyarakat Muslim Indonesia.
Mereka tergabung dalam komunitas pengusaha asal daerah Hadramaut, Yaman.
“Kami bangga dengan Muslim Indonesia. Di sana masih banyak saudara kami yang keturunan Habaib,” ucap seorang penduduk Yaman mengaku.
Selama puluhan tahun merantau di negeri orang, Arif juga mendapati “pengakuan itu” ketika berdakwah di Maroko.
Di sana, menurut Arif, umat Islam Indonesia terkenal dengan gelar orang-orang yang baik akhlaknya. Ternyata kesan itu timbul dari pengalaman jamaah haji asal Maroko yang bertemu dengan jamaah haji Indonesia.
“Kami kenal dan suka dengan jamaah haji Indonesia. Mereka itu tidak pernah berulah dan lebih memilih berbaris rapi,” ungkap Arif meniru cerita sahabatnya, sebut saja bernama Abdullah.
Suatu ketika, Arif punya pengalaman unik di Madinah. Kala itu, ia sudah menjadi imam tetap di sebuah masjid di Kota Madinah.
Dalam sebuah perjalanan ke masjid, Arif mengaku seolah diikuti oleh seorang kakek yang berwajah khas Maghribi (Maroko).
Merasa dikejar, Arif lalu kian mempercepat langkahnya, hingga akhirnya sang kakek itu memanggil.
“Ya Syeikh, ya sayyidiy, intadzhir, lahdzah!” teriak kakek terus mengejar.
“Subhanallah, ternyata begini wajah Muslim Indonesia itu. Akhirnya aku bisa melihat wajah Muslim Indonesia secara langsung,” ucap kakek di hadapan Arif, masih dengan nafas yang tersengalnya.*/


sumber :
1.  https://www.facebook.com/sudakwah/posts/386225111559143
2.  http://news.xinhuanet.com/english/photo/2012-08/19/131794532_51n.jpg